Ini Deretan Infrastruktur yang Dibangun Pemerintah di Sumatera Utara
Ini Deretan Infrastruktur yang Dibangun Pemerintah di Sumatera Utara

Senin, 13 Sep 2021 | 12:52:28 WIB - Oleh Administrator


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah infrastruktur tengah dibangun Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Provinsi Sumatera Utara. Percepatan pembangunan infrastruktur ini masih menjadi program prioritas pemerintah dalam meningkatkan produktivitas perekonomian dan daya saing bangsa.

Misalnya, kawasan food estate (lumbung pangan) di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) tengah dikembang demi meningkatkan ketahanan penganan nasional. Ada tiga area lumbung pangan dengan total luas 785 hektar yakni di Desa Hutajulu seluas 120,5 hektar, Desa Ria Ria seluas 411,5 hektar, serta Desa Parsingguran dengan luas 253 hektar. Sebagai dukungan, pembangunan infrastruktur terus digenjot mulai dari pembangunan jaringan perpipaan irigasi seluas 1.000 hektar hingga jalan sebagai akses kawasan di kawasan lumbung pangan. Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, kunci dari program pengembangan lumbung pangan adalah ketersediaan air untuk irigasi bersamaan dengan teknologi pertaniannya.

Ini dilakukan dengan perencanaan infrastruktur irigasi dan pertanian antara Kementerian PUPR dan Kemenetrian Pertanian (Kementan). "Tujuannya, mengembangkan food estate yang modern dan terintegrasi dari hulu ke hilir," kata dia dikutip dari laman Kementerian PUPR, Sabtu (12/09/2021). Pada bidang pariwisata, Kementerian PUPR melengkapi infrastruktur pendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba. Untuk mendukung konektivitas dari dan menuju DPSP Danau Toba, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Aek Ponggol yang ditargetkan rampung pada 2022.

Kini, jembatan sepanjang 294 meter ini bakal menjadi satu-satunya akses darat menuju Pulau Samosir yang ada di tengah Danau Toba. Selain membangun Jembatan Aek Tano Ponggol, alur Tano Ponggol di Danau Toba juga dilebarkan.

Pelebaran alur dilakukan agar wisatawan dapat mengelilingi Pulau Samosir menggunakan kapal pesiar berukuran besar.

Selanjutnya, Kementerian PUPR juga melakukan penataan Kampung Ulos Huta Raja di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, Kabupaten Samosir. Di kampung ini, ada 50 orang penenun ulos yang masih menggunakan alat gedogan (alat tenun duduk). Selain sebagai pusat tenun ulos, ada juga rumah-rumah adat Batak Samosir atau rumah Gorga.

Untuk mempertahankan seni dan budaya lokal produksi tenun ulos, Kementerian PUPR mulai melakukan penataan berbagai infrastruktur dasar. Misalnya, perbaikan kondisi rumah dan lingkungannya, air bersih, sanitasi, dan lanskap yang menarik. Kegiatan produksi tenun ulos di Kampung Ulos Huta Raja menampilkan kearifan lokal demi mmenarik wisatawan domestik maupun mancanegara.